Walaupun Allah telah mengutus ramai pembawa-pembawa utusanNya – namun objektifnya adalah satu, supaya manusia tidak menghambakan diri mereka kepada selain daripada Allah. Dia mempermudahkan petunjukNya untuk kesemua manusia supaya mereka menjalankan cara hidup yang direstuiNya dapat dipraktikkan oleh sesiapa saja. Malahan Dia tidak menghendaki adanya banyak agama walaupun Dia mengutus banyak pembawa-pembawa utusanNya. Adalah menjadi tanggung-jawab kesemua manusia dalam era atau zaman mana sekalipun supaya mereka tidak membeza-bezakan mana-mana rasulNya.
Apa yang terjadi, penjaja-penjaja agama yang menjadi musuh-musuh Allah telah membelenggu minda pengikut-pengikut mereka dengan kepercayaan untuk mengidolakan rasul-rasul pilihan mereka dengan nama-nama agama yang direka-reka oleh penjaja-penjaja agama masing-masing. Maka timbullah agama Yahudi yang hanya percaya kepada Nabi Musa – agama Kristian yang hanya percaya kepada Nabi Isa dan orang-orang Muslim kepada Nabi Muhammad. Manusia jenis ini adalah tergolong dalam kategori orang-orang kafir yang paling tegar:
- "Sesungguhnya orang-orang kafir dengan Allah dan rasul-rasulNya mereka bertujuan untuk membeza-bezakan antara Allah dan rasul-rasulNya dan mereka berkata "Kami beriman kepada sebahagian dan kami tidak beriman kepada sebahagian" dan tujuan mereka ialah untuk menjadikan itu sebagai pegangan. Mereka itulah orang kafir sebenar-benar kafir. Dan Kami sediakan untuk orang ini siksaan yang paling hina." (4:150-151)
- "Dan orang-orang yang benar-benar beriman dengan Allah dan rasul-rasulNya - mereka tidak membeza-bezakan antara seorang pun diantara dari mereka. Mereka itulah kelak Dia akan memberi kepada mereka ganjaran dan adalah Allah Maha Pengampun - Maha Penyayang." (4:154)
Pertama sekali apabila manusia mengada-adakan agama mereka mula bermusuhan dengan membuat tuduhan diantara satu sama lain sepertimana yang terjadi kepada pengikut-pengikut agama Yahudi dan Nasrani:
- “Orang-orang Yahudi itu berkata orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai asas peganggan – dan orang-orang Nasrani pula berkata orang-orang Yahudi itu tidak mempunyai asas peganggan walaupun mereka membaca Kitab Allah. Demikianlah ucapan-ucapan mereka yang tidak mempunyai pengetahuan. Allah akan mengadili diantara mereka pada hari akhirat tentang apa yang mereka memperselisihkan.” (Quran 2: 113)
Hari ini orang-orang Yahudi tidak percaya kepada ajaran-ajaran Allah yang disampaikan oleh Nabi Isa selepas mereka menyeleweng dari Kitab Allah yang disampaikan kepada Musa. Kita diberitahu oleh Allah orang-orang Yahudi telah mengada-adakan hukum-hukum yang tidak diilhamkan kepada Musa dengan bermacam-macam kitab rekaan yang ditulis oleh ulama-ulama mereka. Ulama-ulama ini mengaku mereka mempunyai pengetahuan first hand knowledge apa yang dikata dan apa yang diperbuat oleh Nabi Musa semasa beliau masih hidup. Ianya adalah serupa dengan apa yang kita dapat dalam kitab-kitab hadis yang ditulis oleh ulama-ulama agama Arab.
Orang-orang Nasrani pula tidak percaya kepada Kitab Taurat yang disampaikan oleh Musa walaupun Nabi Isa berkata tugas beliau adalah untuk mengesahkan Kitab Allah yang diberi kepada Nabi Musa. Selepas wafatnya Nabi Isa, ulama-ulama Kristian telah mengadakan agama baru yang diberi nama agama Kristian. Kepercayaan agama baru ini berdasarkan kepada kitab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama yang mengakui ajaran-ajaran ini telah disampaikan oleh orang-orang alim yang hidup pada zaman Nabi Isa – dan mereka adalah orang-orang yang menjadi saksi kepada apa yang dikatakan dan apa yang telah diperbuat oleh Nabi Isa semasa belian masih hidup. Dalam kata lain – apa yang ditulis oleh mereka berdasarkan dari mulut ke mulut atau hearsay – sedangkan penulis-penulisnya tidak pernah bertemu muka dengan Nabi Isa. Ianya juga serupa dengan apa yang terdapat dalam agama Arab. Imam-Imam agama Arab yang menulis kitab-kitab hadis juga tidak pernah bertemu muka dengan Nabi Muhammad.
Setelah ajaran-ajaran Allah yang disampaikan oleh Musa dan Isa diselewengkan oleh musuh-musuh Allah dengan agama-agama rekaan manusia - Allah ilhamkan KitabNya kepada seorang berbangsa Arab yang berada ditengah-tengah kaum Jahiliah. Kaum jahiliah ini tidak pernah mendapat sebarang petunjuk dari Allah dan sudah tentu mereka mempunyai tumpuan-tumpuan kepada agama tradisi dengan ritual-ritual mereka tersendiri.
Bagi panganut-penganut agama Yahudi dan Nasrani peristewa Allah mengutus seorang pembawa risalahNya kepada bangsa Arab jahiliah adalah satu perkara yang aneh kerana setahu mereka hanya kaum Bani Israel sahaja yang layak menerima sebarang petunjuk Allah. Apabila mereka lihat sikap orang-orang Arab jahiliah ini mula bertumpu kepada ajaran-ajaran dari Kitab Allah lalu mereka pun bertanya:
- “Akan berkata orang-orang bodoh dari manusia. “Apakah yang memalingkan tumpuan yang menjadi kebiasaan mereka atasnya?” Katakankanlah, “Kepunyaan Allah timur dan barat – Dia memberi petunjuk kepada siapa Dia kehendaki kepada jalanNya yang lurus.” (2:142)
Dalam ayat diatas Allah menjelaskan Dia boleh memilih sesiapa saja untuk diberi petunjukNya tidak kira dimana mereka berada atau bangsa. Ianya juga dijadikan sebagai satu ujian kepada mereka yang telah diberikan Kitab sebelum ini dan manusia lain samada mahu percaya kepada petunjukNya atau tidak. Allah juga berkata, ujuian ini memang amat berat – tetapi Dia ingin mengenali diantara mereka yang benar-benar mahu ikut petunjukNya melalui pembawa-pembawa utusanNya yang dipilih – tidak kira bangsa atau bahasa.
- “Dan demikian Kami telah jadikan kamu ummat yang sederhana agar kamu menjadi saksi-saksi atas manusia dan pembawa utusan atas kamu sebagai saksi. Dan tidaklah Kami jadikan tumpuan yang kamu tumpukan kepadanya melainkan – agar Kami mengetahui orang-orang yang mahu mengikuti pembawa utusan dengan orang-orang yang berbalik atas kedua tumitnya. Sesungguhnya ianya adalah ujian yang amat berat kecuali atas orang-orang yang dapat petunjuk dari Allah. Dan Allah tidak akan sia-siakan kepercayaan kamu. Sesungguhnya Allah amat mengasihani manusia – amat Penyayang.” (2:143)
Selepas Al Quran diturunkan kepada pembawa utusan Allah - musuh-musuhNya mengulangi sejarah dengan mengadakan satu agama baru. Mereka yang mengada-adakan agama baru ini tidak pernah bertemu muka dengan pembawa utusan Allah tetapi mereka telah menulis kitab-kitab berdasarkan atas mulut ke mulut atau hearsay sebagaimana yang terjadi kepada Nabi Musa dan Nabi Isa. Mereka namakan kitab-kitab ini sebagai kitab-kitab hadis.
Pada dasarnya tidak ada mana-mana Nabi yang membawa agama dari Tuhan. Allah mengilhamkan sat deen atau cara hidup kepada mereka supaya manusia diperkeliling mereka MENGABDI diri mereka kepada Allah dengan melakukan kerja-kerja kebaikan atau deeds terhadap diri mereka sendiri dan kepada orang lain demi kepentingan mereka sendiri di dunia ini dan di hari akhir. Dan setelah mengetahuinya, manusia akan memahami ketidaksucian agama yang mereka anut dan praktekkan.
Dalam salah satu surat Al Qur’an tentang Nabi Nuh mengatakan bahwa dia bekerja siang dan malam untuk menasehati orang-orang agar meninggalkan agamanya. Nuh mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh MENGABDI selain Tuhan. Mereka harus mematuhi cara hidup UNTUK Tuhan. Tetangga dan teman-temannya tidak menghiraukan nasehatnya ini.
“Hai kaumku, sesungguhnya aku datang sebagai pemberi peringatan]. Kamu harus MENGABDI Tuhan dan berbuat baik serta patuhlah kepadaku” (Surah 71 Ayat 2-3).
- “Mereka berkata, jangan sekali-kali kamu tinggalkan tuhan-tuhan kamu, dan jangan sekali-kali kamu tinggalkan “Wadd”, atau “Suwa”, atau “Yagut”, atau “Ya’uq dan Nasr’.” (Surah 71 Ayat 23).
Pengikut Nuh adalah orang-orang kaya dan makmur. Mereka merasa nyaman dengan Cara Hidup mereka. Mereka tidak pernah mengalami kemiskinan dalam ‘agama’ ‘penyembahan’ berhala mereka. Nuh sangat menentang hal ini. Al Qur’an mengajarkan kita bahwa aliran itu tidak benar.
- ”Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang ada di muka bumi ini, mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka hanya mengikuti dugaan. Mereka adalah pendusta.” (Surah 6 Ayat 116).
Nabi Muhammad mengembang pesanan yang sama sepertimana Nabi Nuh. Dia hanyalah sekadar Pembawa utusan. Dia bukanlah Penyembah. Dia hanya dikenal untuk menyebarkan risalah-risalah Allah. Kebanyakan pengikut agama Arab percaya Islam mula timbul hanya selepas Nabi Muhamad – sebaliknya Kitab yang diturunkan kepadanya memberitahu kita sebaliknya.
- Kami telah mengsyariatkan kepada kamu cara hidup (deen) yang sama seperti yang diwasiatkan kepada Nuh dan apa yang diilhamkan kepada kamu di dalamnya, dan juga apa yang diwasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa. Hendaklah kamu tegakkan cara hidup itu dan janganlah kamu berpecah belah dalamnya. Ianya amat sukar bagi orang-orang syirik menerima apa yang kamu serukan kepadanya. Dan Allah Dia memilih kepadanya siapa saja yang Dia kehendaki dan Dia akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang kembali.” (Surah 42 Ayat 13).
Ayat ini mengatakan:
Amat berat bagi orang-orang yang mengikuti mana-mana agama yang mengabdikan diri mereka kepada berhala-berhala yang dijadikan sebagai perantaran atau objek sembahan mereka untuk menerima kepada apa yang kamu sarankan.
Yaitu, di dalamnya, ayat ini sudah menjelaskan sendiri. Sederhana.
Manusia harus mengambil pelajaran bahawa agama adalah dadah yang paling berbahaya sekali kepada minda manusia sejak awal zaman. Kita diberitahu kaum Nuh telah dibebankan oleh kepercayaan agama yang diada-adakan untuk membelenggu minda mereka. Apabila Allah mewasiatkan satu cara hidup kepada Nuh ulama-ulama agama mereka menyeru kepada pengikut-pengikut mereka:
- “Mereka berkata, jangan sekali-kali kamu tinggalkan tuhan-tuhan kamu, dan jangan sekali-kali kamu tinggalkan “Wadd”, atau “Suwa”, atau “Yagut”, atau “Ya’uq dan Nasr’.” (Surah 71 Ayat 23).
Hari ini sekiranya kita menyeru manusia kembali kepada ajaran Allah dari Al Quran semata-mata yang diilhamkan kepada Nabi Muhammad ulama-ulama agama Arab akan berkata sepertimana yang dikatakan oleh ulama-ulama zaman Nabi Nuh:’
“Jangan sekali-kali kamu tinggalkan ka’aba di Mekah, dan jangan sekali-kali kamu tinggalkan Malik, atau “Shafie” atau, “Hambali” atau “Bukhari” atau “Nik Aziz”. (Pendapat pengarang)
Tuan, sejak kecil lg saya mula sedar semua ajaran agama mempunyai byk persamaan seperti ritual2 tertentu yg perlu dibuat, tempat2 suci, menyembah objek fizikal, membayar cukai agama, taat kpd pembesar2 agama, berpakaian aneh dan byk lagi.
ReplyDeletePengalaman melihat upacara Thaipusam di Batu Caves semasa berusia 5 tahun membuatkan saya sedar tiada bezanya antara agama Hindu dengan 'Islam'. Dengan kata lain sy lihat apa yg orang2 Melayu Islam buat di Mekah sama seperti apa yg org2 Hindu di Batu Caves buat setiap tahun.
Sy membesar dgn kekeliruan antara ajaran praktikal agama dengan nilai kemanusiaan sejagat. Pernah sy menganut fahaman Atheist kerana hilang kepercayaan terhadap 'Islam' dan obses kpd sains dan teknologi.
Syukur kpd Tuhan, akhirnya sy terbaca blog Aidid Safar secara tidak sengaja. Dalam masa beberapa hari sahaja, sy berasa sgt tenang dan aman (sehingga ke hari ini) selepas membaca kesemua analisis beliau melalui Al-Quran mengenai ajaran Islam yg sebenar. Boleh dikatakan hampir keseluruhan apa yg Aidid tulis, itulah yg saya fikir selama ini (kerana sy pernah menuntut di sekolah agama rakyat selama beberapa tahun, byk ajaran2 agama yg sy belajar tidak masuk akal).
Teruskan usaha Tuan utk menyampaikan mesej kebenaran Al-Quran.
P/S: Sejak dulu lg saya tak suka/benci dgn orang2 agama seperti yg Tuan tulis.
Apabila manusia bersetuju dan membenarkan minda mereka dibelenggu - mereka telah merelakan diri untuk dipenjara oleh kuasa-kuasa jahat dari jenis jin dan manusia yang telah membisikkan dalam hati mereka dengan ajaran-ajaran yang tidak diajar oleh Allah.
ReplyDeleteHari ini banyak diantara mereka bermati-matian mengatakan "Kita tidak boleh mengunakan akal". Ajaran jahat seperti ini tidak lain ianya datang dari syaitan dengan tujuan untuk membelenggu pemikiran orang-orang yang lemah atau orang-orang yang lalai untuk mencari peringatan Allah dan petunjukNya.
Mereka sanggup membunuh insan lain kerena mereka telah dikuasai oleh ajaran-ajaran jahat dari kitab-kitab lain selain dari Kitab Allah. Malangnya mereka percaya mereka dapat petunjuk.
"Dan barangsiapa yang lalai dari peringatan Yang Amat Pemurah - Kami tetapkan baginya syaitan sebagai teman - dan sesungguhnya mereka benar-benar menghalang dari jalan - dan mereka sangka mereka mendapat petunjuk." (43:36-37)
Hari ini kita lihat golongan orang-orang yang mengatakan "kita tidak boleh guna akal" - mereka lah yang menjadi musuh paling tegar kepada orang-orang yang menyeru orang-orang Melayu mengunakan akal - sedangkan Allah sendiri menyeru manusia supaya mereka mengunakan akal dalam sura 10 ayat 100.
Apabila kepercayaan asas mereka itu sendiri sudah bertentangan dengan peringatan Allah - apakah harus kita mahu membuang masa dengan mereka?
Saya ingin mengucapkan tahniah kepada saudara dan juga kepada ramai yang lain yang telah memperbetulkan diri (reform) dan berpegang teguh kepada petunjuk Allah mengikut apa yang telah mereka belajar dari KitabNya.
Saya percaya apa yang ditulis oleh Aidid Safar hanyalah sebagai pembuka mata kita - dan sudah tentu beliau tidak dapat memberi petunjuk kepada orang lain. Adalah menjadi tugas kita belajar terus dari Allah untuk mencari petunjukNya. Dia telah memberi jaminan kepada kita:
"Kitab itu tidak ada keraguan didalamnya - sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa." (2:2)
Titik permulaan ke arah kesedaran ini adalah apabila seseorang manusia itu berani menggunakan akal untuk mencabar ajaran-ajaran tradisi kaum sendiri. Semua para Nabi dan Rasul juga melalui pengalaman yang sama sehingga kita tidak jumpa satu kisah Nabi pun yang menurut membuta-tuli ajaran tradisi nenek moyang mereka yang dikuasai oleh pembesar agama. Jadi kita tidak hairan apabila ada manusia berkata "jangan guna akal dalam beragama", "ikut sahaja cakap imam muktabar" dan sebagainya, kerana itulah cara mereka hendak menghalang agar pengikut tidak nampak ajaran yang mereka ada-adakan itu penuh penipuan.
ReplyDeleteJangan risau, apabila manusia itu menunjukkan sifat ingin tahu dalam mencari kebenaran, pasti Allah akan membimbing mereka kerana Dia melihat isi hati manusia itu. Tetapi manusia yang rasa dengan menurut membuta-tuli ajaran tradisi mereka itulah yang benar, seperti itulah yang dirasai oleh orang-orang musyrik terdahulu.
pendapat tuan penulis ada juga benarnya..saya sebenarnya sudah muak dgn golongan serbanitas (golongan yg pakai serban kononnya mereka arif agama)..selalu membuat hukum2 sendiri yg tidak logik..dari yg saya tau islam ni agama yg mudah..tapi golongan2 ni la yg membuatkan islam ni agama yg susah sekali, terdapat banyak pantang larang (taboo)..saya juga boleh faham kenapa ramai orang islam kat malaysia ni murtad...kerana cara pemikiran golongan serbanitas ni la...pandai2 menghalal haramkan benda, membuat kita susah nat beribadat kerana terdapat banyak pantang larang dan suka mencerca orang lain yg kononnya tak warak..
ReplyDeleteSalam Hilmi,
ReplyDeletePerkataan "murtad" adalah senjata syaitan untuk menakut-nakutkan manusia supaya mereka tidak tinggal ajaran-ajaran thaghut yang tidak sehaluan dengan ajaran Allah.
Allah mengajar kita:
"Barangsiapa mengikuti petunjuk Aku - sesungguhnya tiada ketakutan atas mereka - dan dan mereka tidak akan menyesal." (2:38)
Kesemua rukun-rukun dan tiang agama yang diajar oleh thaghut tiada satu pun yang diajar oleh Allah dalam Kitab petunjukNya. Ini bermakna, shahadah, sembahyang lima waktu, bayaran zakat, haji dan puasa - tidak terdapat dalam Al Quran sepertimana yang diajar oleh syaitan-syaitan jenis manusia.
Allah menasihat kesemua anak-anak Adam (termasuklah orang-orang Melayu) supaya mereka "MENGUBAH SIKAP" atau "REFORM" atau "ISLAH" apabila petunjukNya sampai kepada mereka:
"Wahai anak-anak Adam,apabila datang pembawa-pembawa utusan diantara kamu yang menceritakan tentang ayat-ayat Aku - maka barangsiapa yang mengambil perhatian - lalu mereka "Mengubah Sikap" - niscaya mereka tidak akan merasa takut - dan mereka tidak akan menyesal." (7:35)
Sudah tiba masanya orang-orang Melayu mengubah sikap mereka dengan kembali kepada Kitab Allah semata-mata. Gunakan Kitab Allah sebagai pembeza yang hak dan yang bathil.
Mohon share tuan
ReplyDelete